Menteri Kebudayaan Tegaskan Pentingnya Literasi dalam Memahami Perjuangan Palestina di Konferensi Nasional dan Peluncuran Buku Taufan Al-Aqsa

Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui Konferensi Nasional dan Peluncuran Buku Taufan Al-Aqsa yang digelar di Gedung Nusantara V

Uritanet – Jakarta, 31 Januari 2025, Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui Konferensi Nasional dan Peluncuran Buku Taufan Al-Aqsa yang digelar di Gedung Nusantara V, Kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, pada Kamis (31/1). Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) bersama Al-Fahmu Institute, sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman masyarakat tentang sejarah panjang hubungan Indonesia dan Palestina serta pentingnya literasi dalam perjuangan kemerdekaan.

Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc., yang turut hadir dalam acara ini, menegaskan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina bukanlah hal baru, melainkan bagian dari amanat konstitusi.

“Pembelaan terhadap Palestina telah merasuk jauh ke dalam dasar bernegara kita, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Indonesia berdiri teguh bersama Palestina hingga kemerdekaan mereka terwujud,” ujar Fadli Zon yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden League of Parliamentarians for Al-Quds.

Turut hadir dalam acara ini sejumlah tokoh nasional, di antaranya Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Komisi I DPR RI KH. Dr. Achmad Heryawan, Direktur YPSP Dr. Ahed Abu Alatta, serta Ustadz Fahmi Salim selaku penulis Taufan Al-Aqsa sekaligus pendiri Al-Fahmu Institute.

Baca Juga :  Pemilu dan Sirkulasi Kepemimpinan

Literasi Sebagai Alat Perjuangan

Dalam pidatonya, Fadli Zon menyoroti pentingnya literasi dalam memperkuat pemahaman masyarakat tentang perjuangan Palestina. Menurutnya, buku Taufan Al-Aqsa memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kolektif tentang situasi di Palestina serta sejarah panjang konflik dengan Zionis Israel.

“Literasi sangat penting. Buku ini hadir sebagai rekam jejak perjuangan rakyat Palestina sekaligus bentuk dukungan dari rakyat Indonesia. Ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga referensi ilmiah yang menjelaskan karakter Zionis Israel secara historis dan bagaimana Indonesia dapat berkontribusi dalam perjuangan Palestina,” jelasnya.

Fadli Zon juga menyoroti standar ganda yang kerap ditunjukkan negara-negara Barat dalam merespons konflik Palestina. “Banyak negara Barat yang selama ini mengklaim menjunjung tinggi hak asasi manusia, tetapi diam melihat ribuan korban jiwa, terutama perempuan dan anak-anak, akibat agresi

Baca Juga :  Menbud Apresiasi Teater “Imam Al-Bukhari dan Sukarno” sebagai Simbol Kolaborasi Indonesia-Uzbekistan

**Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *