Ridwan Kamil: Kebudayaan Adalah Pondasi Jakarta Sebagai Kota Global

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO),

UritanetJakarta, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), menegaskan pentingnya kebudayaan sebagai fondasi dalam membangun Jakarta menuju kota global. Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam Dialog Publik Seni yang digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).

Dalam dialog yang melibatkan pegiat budaya dan komunitas seni, Ridwan Kamil menekankan bahwa meski Jakarta berkembang menjadi kota bertaraf internasional, identitas budaya lokal, khususnya kebudayaan Betawi, harus tetap dijaga dan dilestarikan.

“Budaya adalah identitas kita. Dia yang membedakan kita dari yang lain. Jakarta sebagai kota global tidak boleh melupakan kebetawiannya,” ujar Ridwan Kamil, yang akrab disapa Kang Emil.

Sebagai bentuk konkret dari visi tersebut, Ridwan Kamil memperkenalkan program *Gerbang Betawi* (Gerakan Membangun Kebudayaan Betawi). Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pendidikan budaya, seni, arsitektur kota, hingga pelestarian situs-situs bersejarah. Melalui Gerbang Betawi, Emil berharap budaya Betawi dapat menjadi bagian integral dari pembangunan Jakarta di masa depan.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Pimpin Rapat Penanganan Erupsi Gunung Lewotobi, Fokus pada Rehabilitasi dan Pemulihan Ekonomi di NTT

“Kebudayaan Betawi akan menjadi salah satu fondasi pembangunan, bukan hanya simbol, tetapi juga dalam kebijakan kota. Kami akan mengintegrasikan aspirasi masyarakat dengan program ini,” tambah Emil.

Selain itu, Kang Emil bersama pasangannya Suswono juga berjanji untuk merespon curahan hati para pelaku seni yang disampaikan dalam dialog tersebut, terutama terkait dengan penggunaan fasilitas seni di Jakarta serta alokasi anggaran untuk kebudayaan. Dia menawarkan solusi melalui optimalisasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang disalurkan melalui inisiatif *Buku CSR Jakarta*, dengan salah satu bab khusus untuk kebutuhan pelestarian budaya dan seni.

Baca Juga :  PT KAI Daop 1 Jakarta Catat Kedatangan 37 Ribu Penumpang pada Puncak Arus Balik Long Weekend

“Di dalam Buku CSR Jakarta, ada bab yang khusus membahas kesenian. Dengan begitu, mereka yang memiliki akses ekonomi dapat berperan sebagai patron seni dan kebudayaan, sehingga kita tidak harus selalu mengandalkan anggaran pemerintah,” jelas Emil.

Dialog tersebut menunjukkan komitmen pasangan RIDO dalam menjadikan kebudayaan sebagai pilar utama dalam membangun Jakarta yang maju tanpa meninggalkan akar tradisi.

)**Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *