Melki Laka Lena Anggota Komisi IX DPR RI : Stunting Faktor Penyebab Terhambatnya Upaya Mewujudkan SDM Unggul

Uritanet, Manggarai Timur –

Stunting merupakan faktor penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM yang unggul. Oleh karenanya, stunting yang terjadi pada masa anak, selain menghambat pertumbuhan, juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik, bahkan mempengaruhi kesehatannya ketika masa dewasa.

“Yang perlu diketahui bahwa aspek fisik, orang kalau pendek tapi cerdas, itu belum tentu stunting. Tetapi, orang stunting sudah pasti pendek, jika sudah terganggu kognitifnya kita akan sulit mencapai generasi emas 2045,” tutur Melki Laka Lena Anggota Komisi IX DPR RI melalui zoom saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Program Bangga Kencana, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang berlangsung di Aula Paroki St.Hebertus Sok, Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (5/09), yang dihadiri pula oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Mikhael Yance Galmin, dan Irfan dari Dinas P2KB Manggarai Timur.

Dalam mewujudkan pembangunan nasional perlu kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Dan prioritas pembangunan nasional tidak hanya pembangunan infrastruktur saja, tetapi juga pembangunan SDM yang berkualitas sejak dini.

Anggota Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena pun menegaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dan penyebab dari stunting.

Perlu diketahui, Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana yang digelar di Aula Paroki St.Hebertus Sok, Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur ini, diikuti lebih dari 300 warga dari setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Manggarai Timur ini, untuk mempercepat penurunan angka stunting.

Oleh karena itu, Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak para orang tua aktif dan terus memantau perkembangan anak anaknya dalam upaya mencegah dan mengatasi permasalahan – permasalahan stunting. Sekaligus mengajak masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

“Program Keluarga Berencana (KB) sangat bermanfaat, diantaranya meningkatkan kualitas keluarga, menyelamatkan kehidupan perempuan, mencegah anemia, dan pendarahan saat persalinan. Selain dapat meningkatkan keharmonisan keluarga, dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan mengurangi resiko kematian bayi,” tegasnya. Dan perlu diingat, bagi pasangan yang melaksanakan program hamil dilarang mengkonsumsi rokok, ujanya.

Sedangkan Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Mikhael Yance Galmin menerangkan bagimana mengantisipasi stunting dan menurunkan stunting dengan cepat. Yakni salah satu cara penanganan Stunting adalah para orang tua supaya melakukan pendampingan bagi para calon pasangan pengantin.

“Para orang tua harus selalu memantau perkembangan kesehatan calon pengantin dan pertumbuhan anak-anak balita,” tukasnya.

Sementara dari Dinas P2KB Manggarai Timur menjelaskan bahwa dengan Program 1.000 Mitra untuk 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), BKKBN melakukan edukasi untuk meningkatkan kapasitas tim percepatan penurunan stunting. Selain itu, menyampaikan kepada para pihak terkait untuk terlibat mempercepat penanganan stunting, dengan memanfaatkan pada pola triple heliks.

Juga mendirikan dapur umum di kampung-kampung KB, terutama di wilayah yang memiliki angka stunting tinggi lewat program yang juga memanfaatkan makanan berbasis kearifan lokal di dapur sehat untuk mengatasi stunting.

“Penguatan peran dan keterampilan remaja dalam kesehatan reproduksi juga menjadi bagian dari upaya ini. Tetap, harus menerapkan pola makan teratur dan sehat, serta pola hidup bersih sehat,” paparnya.

)***Andreas/ Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *