Uritanet, Jakarta –
Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKJakarta Pramono Anung – Rano Karno dan Ridwan Kamil Suswono rame – rame sowan ke rumah mantan Gubernur Jakarta dari masa ke masa, sebelum berkontestasi di Pilkada Jakarta 2024.
Seperti pasangan Pram – Rano yang bakal dateng ke semua Gubernur Jakarta mulai dari Bang Yos (Sutiyoso), bang Foke (Fauzi Bowo), mas Anies, Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan terakhir tentunya kepada Pj Gubernur (Heru Budi) sekarang, kata Pramono kepada wartawan di kawasan Senayan, Jakarta Pusat (1/9).
Bagi Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif’an meyakini kontestasi Pilkada DKI akan berlangsung ketat. Namun, Ali juga memasukkan faktor lain dalam pilkada Jakarta nanti, yakni dukungan Anies Baswedan. Meski dia mengaku tak begitu optimistis Anies akan mendukung satu diantara paslon-paslon tersebut.
Perlu diketahui, dari 19 Gubernur DKI Jakarta yang sudah menjabat, terpantau hanya dua saja yang lahir di Jakarta, atau dapat disebut sebagai orang Betawi Asli. Adapun dua Gubernur DKI tersebut yakni Letnan Jendral (Purn) Soerjadi Soedirdja dan Fauzi Bowo.
Soerjadi Soedirdja atau kerap disapa Bang Sur, seorang Gubernur DKI Jakarta periode menjabat 1992-1997, lahir pada tanggal 11 Oktober 1938 di Jakarta, merupakan sosok Gubernur DKI yang dikenal sebagai pribadi yang bekerja dan sedikit bicara.
Pada masa kepemimpinannya, beliau melahirkan ide-ide segar yang membuat banyak perubahan untuk Ibu Kota. Mulai dari pembangunan beberapa jalan Tol di Ibu Kota, pembangunan rumah susun, perluasan daerah penghijauan, hingga peningkatan kualitas sumber daya aparat di Pemda DKIJakarta.
Selain Bang Sur, Fauzi Bowo atau Bang Foke juga menjadi Gubernur DKI Jakarta. Betawi asli yang lahir di Jakarta pada 10 April 1948 memiliki darah Betawi dari Ibunya yakni Nuraini. Dan Bang Foke juga menjadi Gubernur Jakarta Pertama yang terpilih secara demokratis pada 2007.
Fauzi Bowo berawal dari ketika menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) DKI Jakarta, dimana beliau kerap kali dijagokan beberapa partai dan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi sebagai salah satu calon Gubernur DKI. Namun, ia hanya memilih menjadi Wakil Gubernur menemani Sutiyoso untuk periode 2002 – 2007.
Lima tahun menjabat sebagai wakil gubernur tak membuat Bang Foke mengurungkan niat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia menyasar kedudukan orang nomor satu di Jakarta dengan Prijanto pada pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2007. Akhirnya Fauzi Bowo – Prijanto berhasil mengalahkan Adang Daradjatun dan Dani Anwar. Resmilah Fauzi Bowo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode kepemimpinan 2007-2012.
Tapi yang lebih menarik, bahwa dari deretan 19 Gubernur Jakarta itu, justru mayoritas tidak lahir di tanah Betawi. Lantas bagaimana kita melihat Pilkada Jakarta 2024 nanti?
Dihadapan kedua kandidat mantan Gubernur DKI Jakarta Babe Foke mengatakan bahwa Bamus Betawi yang asli itu dimana dirinya sebagai Ketua Kehormatannya dan Riano sebagai Ketua Umum Bamus Betawinya, ujarnya dihadapan pasangan Pramono – Rano maupun RK & RK – Suswono.
Bagi Ketua Umum Pakta (Paguyuban Anak Jakarta), Iben Darto, bahwa selaku anak Betawi yang bukan ITB (Institut Tena – Bang) tapi brojolan ITT (Intitut Tanah Tinggi) seputaran Senen, mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah swt, melihat semua Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKJakarta berniat pade dateng bergantian bersilahturahmi ame babe-babe kite… Bang Foke dan Bang Edi.
Dengan kata lain, artinye Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKJakarta ‘Paham Bener’ melakukan sowan dalam rangka ‘Ketok Pintu’ atau ucapan Assalamu’alaikum… untuk menjadi Gubernur Jakarta.
Lantaran di pandang perlu silahturahmi kepada Tokoh Masyarakat Betawi sebagai masyarakat inti pemegang kearifan lokal DKJakarta … sebelum bertanding di Kota Jakarta… Dan memang Pilkada Jakarta kali ini ‘luar biasa’, tukas Iben Darto, Ketua Umum Pakta.
Perlu ditambahkan, Iben Darto bahwa berabad lalu dalam sejarahnya Jakarta dibangun untuk memenuhi mimpi-mimpi aristokrasi uang dan politik VOC, dengan dipimpin Governoor Jenderal, yang punya fungsi Militer ada didalamnya. Sehingga Kota Jakarta pun dibangun oleh para urban yang didatangkan dari seluruh nusantara dibawah pengawasan Governoor Jenderal.
Sehingga Jakarta memang pada perkembangannya tidak bisa di klaim milik satu entitas tertentu. Karena sejak awal Jakarta dibangun sebagai Pusat Perdagangan, dimana uang memegang peranan.
Sayangnya, pada Pilkada Jakarta 2024 ini, para calon hanya mampu membacakan visi misinya, tetapi kecenderungan miskin praktek tetap terjadi.
Dan problematika Jakarta seperti banjir, kemacetan, kemiskinan kota menjadi masalah yang mengerikan tanpa solusi positif, yang berlangsung dari tahun ke tahun, lantaran kebijakan yang terus berganti seiring bergantinya kepemimpinan Jakarta.
Perlu diketahui, dalam demokrasi yang sehat dan benar, dibutuhkan figur pemimpin beretika yang mencerahkan dalam menghadirkan solusi guna membumikan ‘kearifan lokal’ dimana masyarakat Betawi ada didalamnya.
Dengan kata lain, Pilkada Jakarta tidak membutuhkan debat antar calon, dan tidak juga dibutuhkan adu gagasan yang ‘berbusa – busa’, jelas Ketua Umum Pakta, Iben Darto. Tetapi dibutuhkan Pemimpin Jakarta yang memiliki Leadership, memiliki Komitmen, dari hati nurani yang Tulus bukan Modus, apalagi pakai Akal Bulus.
Buat Paguyuban Anak Jakarta … Selamat Datang … Bravo Bang Ridwan Kamil – Suswono …Bravo Bang Pramono Anung – Rano, … Bagi Kita Betawi “All for One – One for All”, tutup Iben Darto, Ketua Umum Paguyuban Anak Jakarta.
)**Yuri