Uritanet, Yogyakarta –
Perlindungan terhadap stunting harus dimulai sejak usia dini, dengan memastikan anak dapat melewati periode kritis dua tahun pertamanya tanpa mengalami stunting. Kemudian dilanjutkan dengan memastikan asupan gizi yang cukup dalam lima tahun pertamanya. Demikian hal tersebut dikemukakan H. Sukamto, SH selaku Anggota Komisi IX DPR RI, dalam kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja di Balai Aspirasi Masyarakat, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (3/8).
Perlu diketahui, pemerintah pada tahun 2023 lalu mengklaim percepatan penanganan stunting kini sudah mencapai 18%. Sementara Target yang diinginkan pemerintah yaitu 14% bisa tercapai pada 2024. Oleh karenanya, melalui serangkaian tahapan tersebut, anak-anak Indonesia dapat terhindar sepenuhnya dari risiko stunting saat mereka mencapai usia produktif bekerja sekitar 15 tahun.
Dalam kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja di Balai Aspirasi Masyarakat, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta tersebut, turut dihadiri pula oleh Victor Hasiolan Siburian, S.E, M.Si, selaku Inspektur Wilayah II BKKBN RI, Muhammad Igbal Apriansyah, SH, MPH, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Prov. D.I. Yogyakarta, serta Wildan Solichin, S.IP, MT, Kepala Dinas P3JAP2KB Kab. Sleman.
Pendekatan holistik dan perhatian lebih besar terhadap masalah stunting serta peningkatan upaya dan penekanan pada indikator yang tepat guna untuk menilai pertumbuhan Sumber Daya Manusia Indonesia secara menyeluruh perlu ditingkatkan, ujarnya lebih lanjut.
Lewat upaya yang dilalukan oleh BKKBN inilah, penurunan angka stunting dilakukan melalui kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Khusus H.Sukamto Anggota Komisi IX DPR RI.
Kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat bisa mengetahui apa itu stunting, apa dampaknya dan bagaimana mencegahnya. Edukasi bersama anggota Dewan H. Sukamto tersebut alhamdulillah diikuti seluruh peserta dengan antusias.
Selain itu penting pula menambahkan edukasi persiapan untuk mencegah stunting dimulai sejak remaja. Mereka diberikan edukasi tidak menikah pada usia yang terlalu muda atau di bawah 21 tahun. Jika sudah menikah dan hamil supaya rutin memeriksakan kandungan ke Puskesmas. Selanjutnya para calon ibu juga mendapatkan pendampingan dari para kader pendamping.
“Jadi banyak yang harus kita lakukan. Pemahaman stunting dan pencegahannya harus dimulai dari keluarga. Kami berharap mereka yang hadir tidak sekadar menerima materi edukasi tetapi juga bisa memahami dan mengimplementasikan,” jelas H.Sukamto, Anggota Komisi IX DPR RI.
Lebih jauh, Anggota DPR RI asal DIY dari Fraksi PKB Sukamto menambahkan juga untuk jangan menikah terlalu muda atau terlalu tua di atas 35 tahun, tidak lupa mengkonsumsi sayur dan buah, serta sangat penting untuk menjaga kesehatan. Dan ingat bahwa kasus stunting akan terus menjadi perhatian karena terkait dengan program Indonesia Emas 2045, pungkasnya.
)***Tjoek