Uritanet, Israel –
Inilah investasi terbaru perusahaan multinasional asal Prancis, Danone, untuk memperkuat ekonomi negeri Zionis Israel, yang menjajah Palestina dengan cara pembersihan etnis pada 1948 dan berlanjut hingga kini. Dimana Danone berinvestasi 3.5 Juta USD pada project ‘Produksi Air Susu Ibu Buatan’ ke perusahaan startup Israel, Wilk.
“Perusahaan susu raksasa asal Prancis, Danone, memimpin investasi sebesar 3,5 Juta USD ke perusahaan startup Israel, Wilk. Investasi strategis ini melibatkan kemitraan potensial dalam pengembangan produk pengembangan komponen air susu ibu (ASI untuk susu formula dengan teknologi sel); investor lain termasuk Steakholder Foods dan Coca-Cola Israel,” ungkap jurnalis Sharon Wroble yang dikutip dari Times of Israel (4/4/2023).
Dan Danone yang juga memproduksi Yogurt Activia, formula bayi Aptamil, dan Evian, serta air minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua dan Vit di Indonesia, dalam investasi ini memegang setidaknya 2% dari modal saham Wilk.
“Investasi ini bukan hal yang luar biasa, tapi nama (Danone) itu yang paling menarik. Jadi investasi untuk perusahaan food-tech Wilk ini bisa disebut sebagai terobosan bisnis,” tulis harian Jerusalem Post (22/5), tentang makna penting kehadiran nama besar Danone di Israel.
Dengan demikian, Danone Manifesto Ventures (DMV), lengan investasi korporat yang didirikan oleh raksasa makanan berbasis di Paris itu, memimpin putaran pendanaan sebesar 3,5 Juta USD (Rp.50 Miliar) yang diumumkan oleh perusahaan start-up Wilk, Israel, dalam pengajuan kepada Bursa Efek Tel Aviv.
Danone sudah lama membangun bisnisnya di Israel, dan pastinya Danone paham bahwa negeri Zionis itu dibangun di atas tanah pendudukan dan dijalankan dengan sistem apartheid brutal terhadap bangsa Palestina.
Selain Danone investasi pada project barunya, ‘Produksi Air Susu Ibu Buatan’ di Israel pada perusahaan start-up Wilk, Danone menguasai 28 persen saham di perusahaan konglomerat makanan top di Israel bernama, Strauss Group, yang sejak dulu pula dikenal sebagai pendukung militer Israel, khususnya Brigade Golani yang terkenal karena reputasi kejamnya ini.
Strauss Group menyediakan dana “untuk kegiatan kesejahteraan, kegiatan budaya, dan pendidikan” kepada perwira Brigade Golani yang telah bertempur dalam setiap perang utama, sejak negara Yahudi ini dibentuk pada tahun 1948, demikian tertulis di situs web perusahaan itu.
Bahkan dalam sebuah wawancara dengan majalah Forbes pada 2011, CEO Strauss Group, Ofra Strauss, dengan lantang menyatakan dukungannya pada pasukan Israel.
“Bagi kami, tentara Israel bukan hanya sekadar tentara biasa, mereka adalah anak-anak kami,” kata Ofra kepada Forbes, sebagaimana dikutip Al-Arabiya News (2 Januari 2011).
“Ketika anak-anak kami sedang perlu bantuan, maka kami akan hadir untuk mereka.” tegasnya.
Dukungan Strauss Group kepada Brigade Golani dinyatakan secara terbuka, meskipun secara internasional reputasinya dipenuhi ‘Pelanggaran HAM Berat’ terhadap bangsa Palestina.
Hubungan Strauss Group dengan Brigade Golani ini kemudian menjadi target kampanye mahasiswa pro-Palestina di beberapa perguruan tinggi di Amerika Serikat (AS). Tekanan mahasiswa dan dunia internasional saat itu berbuah dengan dihapuskannya dukungan Strauss Group terhadap Brigade Golani di situs web versi Bahasa Inggris milik perusahaan itu.
Dan sejak tahun 1969, Danone sudah menguasai kepemilikan saham di Strauss Group ini (28 persen). Meski sempat terhenti sebentar karena tekanan boikot dari Liga Arab, investasi Danone berlanjut dan kini masih menyisakan 20% saham di Strauss Group tersebut. Danone dianggap punya peran penting dalam ikut mendorong ekonomi negeri Zionis itu.
Tak heran bila, pada 1998, CEO Danone pada periode tersebut, Franck Riboud, menerima penganugerahan Jubilee Award dari PM Benjamin Netanyahu. Sebuah penghargaan tertinggi rezim Zionis Israel kepada individu dan organisasi yang melalui investasi dan perdagangan dinilai telah berjasa memperkuat ekonomi Israel.
Terbukti pula, salah satu pemegang saham Danone adalah perusahaan investasi terbesar di dunia bernama BlackRock. Gurita investasinya dikenal menyebar di banyak perusahaan pembuat senjata tempur modern termasuk Lockheed Martin, RTX, Northrop Grumman, Elbit Systems, L3Harris Technologies, ThyssenKrupp, Caterpillar, Boeing, dan General Dynamics.
Dan senjata modern buatan semua perusahaan yang dimodali BlackRock itu pun digunakan militer Israel di wilayah Palestina, di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
CEO BlackRock, Larry Fink pun secara terbuka pro-Israel, dengan menyebut Hamas sebagai “Teroris” yang menyerbu Israel dan menjadi pemicu masalah di Jalur Gaza.
“Kami punya kantor di Israel. Kami harus memastikan bahwa setiap karyawan kami aman, keluarga mereka aman. Bahkan, beberapa karyawan kami dipanggil bergabung ke militer,” kata Larry Fink saat diwawancarai CNBC (13/10).
Derasnya profit BlackRock dari industri mesin perang memang tak ada matinya. Pastinya sebagai pemegang saham penting Danone, BlackRock juga sudah bertahun-tahun ikut menikmati keuntungan besar dari operasi Danone di seluruh dunia.
)**Tjoek/ Times Israel/ berbagai sumber