Kontribusi Positif Usia 50 Tahun ke Atas: Kunci Hidup Bermakna

Uritanet, Jakarta,

Memasuki usia 50 tahun ke atas sering kali menjadi momen refleksi bagi banyak individu. Berdasarkan teori psikososial yang dikemukakan Erik Erikson, individu pada tahap perkembangan ini dihadapkan dengan tantangan generativitas versus stagnasi. Dimana pada usia 40 hingga 65 tahun, tugas perkembangan utama adalah memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan generasi berikutnya. Bagi Teresa Ratih Wahyuningtyas, M.Psi., Psikolog, bahwa kemampuan seseorang untuk memenuhi tugas perkembangan ini sangat menentukan makna dan tujuan hidup mereka.

“Orang yang berhasil memberikan kontribusi positif di usia ini akan merasa hidupnya lebih berguna dan bermakna,” ujar Teresa Ratih.

Misalnya, menjadi relawan atau mengajar orang lain dalam komunitas dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri. Sebaliknya,  jika seseorang tidak mampu mencapai hal ini, mereka cenderung merasa hidupnya stagnan dan kurang berarti.

“Keterlibatan dalam komunitas menjadi salah satu cara efektif untuk mencapai generativitas. Terlibat dalam komunitas, baik itu di tempat kerja bagi yang masih bekerja atau di lingkungan sekitar bagi yang sudah pensiun, sangat penting. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajarkan keterampilan kepada orang lain atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial,” tambah Teresa Ratih.

Tidak hanya dari sisi psikososial, dampak positif keterlibatan aktif juga berpengaruh pada kesehatan fisiologis. Aktivitas yang melibatkan otak dan keterampilan dapat membantu mempertahankan daya pikir dan mencegah penurunan kognitif. Ketika seseorang merasa hidupnya bermakna dan terus mengasah keterampilan, mereka cenderung lebih sehat secara mental dan fisik.

Baca Juga :  Rumah Sakit Diminta Pahami Perlindungan Data Pribadi Masyarakat Aman

Namun, Teresa Ratih juga mengingatkan bahwa stagnasi yang dirasakan bisa mempengaruhi daya pikir seseorang. Ketika individu merasa hidupnya tidak bermakna dan stagnan, hal ini bisa memicu penurunan daya pikir dan kognisi. Ini bisa terjadi karena kurangnya stimulasi mental yang dibutuhkan untuk menjaga otak tetap aktif.

“Oleh karena itu, menjaga keterlibatan aktif dan memberikan kontribusi positif tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga bagi kesehatan mental dan fisik individu itu sendiri. Mengajarkan keterampilan kepada orang lain, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, atau terlibat dalam komunitas adalah beberapa cara untuk memastikan hidup tetap bermakna,” pungkas Teresa Ratih Wahyuningtyas, M.Psi., Psikolog.

Usia 50 tahun ke atas bukanlah akhir dari produktivitas. Sebaliknya, ini adalah waktu yang tepat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat. Dengan demikian, setiap individu dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.

Baca Juga :  Galang Komitmen Stakeholder Untuk Program Bangga Kencana dan Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting

)*Benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *