Uritanet, Jakarta –
Selama pola pikir belum berubah Stunting ini akan terus ada sepanjang masa. Dan turunnya angka stunting bukan karena stuntingnya menurun, tetapi karena anak tersebut usianya sudah bukan lagi masuk dalam batasan usia stunting yang ditetapkan. Demikian dijelaskan Dian Istiqomah, S.Kep, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN, saat Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja di Provinsi DKI Jakarta, di Centro Futsal, Kel.Kalideres, Kec. Kalideres, Kota. Adm. Jakarta Barat (8/6).
“Oleh karenanya ibu ibu yang ikut mendata anak anak Stunting ini di lingkungannya jangan merasa lelah yaa Buu… Walaupun saya tidak terpilih kembali, saya akan tetap turun ke masyarakat untuk berjuang bersama masyarakat. Jadi tolong mulai lagi kita semangat menatap masa depan Jakarta. Jadi kalau ada temuan temuan Stunting laporkan saja. Ranting ranting saya kan masih banyak di masyarakat,” jelas Dian Istiqomah.
Jadi bapak ibu tetap bekerja bersama saya sampai nanti. Nantinya kapan, yaa. sampai seterusnya. Nggak usah difikirkan saya menjabat lagi atau tidaknya yaaa. Tolong dilaporkan informasi informasi terbaru karena masyarakat harus aktif terkait Stunting ini melalui pola KIE. Jadi nggak hanya peserta yang memberikan informasinya, kita pun juga demikian. Untuk mengetahui adanya masalah masalah di tempat tersebut, lanjutnya.
Seperti diketahui, Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja di Provinsi DKI Jakarta, di Centro Futsal, Kel.Kalideres, Kec. Kalideres, Kota. Adm. Jakarta Barat, menghadirkan nara sumber Dian Istiqomah, S.Kep, Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Indra Murty Surbakti, MA, Direktur Kerjasama Pendudukan Kependudukan BKKBN Pusat, Drs. Darwoto, M.Si Pih Kabid PPKB dan Sekretaris Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta, serta Dra. Aswarni, M.Si, Kepala Suku Dinas DPPAPP Kota Adm Jakarta Barat, Prov.DKI.
dr.Tuty Sahara, MSi, selaku Ahli Madya BKKBN mengingatkan bahwa pesan bapak Presiden kita harus menurunkan Stunting 2024 ini hingga 14 persen. Namun berdasarkan survey kita masih berada di 22.5 persen. Masih cukup jauh targetnya.
“Jadi mengapa Stunting ini penting. Karena kesehatan reproduksi akan mempengaruhi dua generasi selanjutnya. Jadi ibu harus makan makanan bergizi yang seimbang. seperti sayur, buah, lauk, karbohidrat,” jelas Tuty Sahara.
Selain itu, jangan lupa untuk periksakan kehamilannya secara rutin dan berkala. Ingatkan pula pola menyusui eksklusif 6 bulan, termasuk setelah melahirkan pentingnya inisiasi cara menyusuinya.
Perlunya untuk pencegahan penyakit infeksi dan menghindari 4 Terlalu yakni Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu Sering. Disamping juga deteksi dini kanker rahim.
Disisi lain, asupan anak anak juga sama pentingnya. Khususnya usia dua bulan ke bawah yakni harus diberikan asupan protein yang berasal dari hewani. Jangan anak anak diberikan makanan asal kenyang saja yaa Bu.
“Jadi pendek dan Stunting itu tidak sama. Ada yang secara keturunan atau genetikanya itu pendek. Sedangkan Stunting itu kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama yang turut mempengaruhi perkembangan kerja otak anak. Karena selama kurun dua tahun perkembangan otak anak sangat cepat,” urainya.
Sementara Dr. Indra Murty Surbakti, MA, Direktur Kerjasama Pendudukan Kependudukan BKKBN Pusat, mengapresiasi Dian Istiqomah yang telah mengatakannya bahwa tahun ini tahun terakhir Stunting.
Oleh karenanya ditekankan untuk akselerasi penurunan stuntingnya. Karena target Stunting pemerintah 14 persen akan berakhir di Desember 2024 ini. Dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Kordinator Program Percepatan Penurunan Stunting, ingin meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, sehingga berkaitan dengan kualitas kependudukan, Program Penurunan Stunting menjadi program yang sangat penting untuk meningkatkan SDM di Indonesia. Dan hal tersebut membutuhkan kerjasama yang baik antara masyarakat dan stakeholder untuk merubah pola pikir masyarakat, pungkasnya.
)**Tjoek