Uritanet, Jakarta –
Rafah, kota perbatasan Gaza dan Mesir belakangan menjadi target serangan Israel. Rafah rumah bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi imbas agresi Zionis Israel.
Rafah juga menjadi tempat pengungsian ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa lari dari utara dan tengah Gaza yang dibombardir habis – habisan oleh Israel.
6 Mei lalu, pasukan militer Israel menyerbu Rafah dan mengambil kendali perbatasan dari sisi Palestina. Akibat serbuan ini, Mesir menutup perbatasan dari sisinya sehingga tak ada bantuan kemanusiaan yang bisa memasuki Gaza.
Dan selama agresi brutal Israel ka Gaza berlangsung sejak 7 Oktober lalu, Rafah menjadi satu-satunya “Pintu” bagi dunia internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Krisis kemanusiaan warga sipil Palestina pun semakin parah karena penutupan Rafah ini.
Tak cukup sampai disana, Minggu (26/5), setidaknya 45 warga Palestina yang tak berdosa tewas dan 200 orang luka-luka akibat kebakaran hebat yang disebabkan serangan udara Zionis Israel.
Negara-negara di dunia mengutuk keras serangan Israel ini. Lantaran berlangsung setelah Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah.
Tak gentar dengan kecaman global, pada Selasa (28/5), pasukan Zionis Israel kembali menyerang kamp pengungsian di barat Rafah. Sebanyak 21 warga Palestina pun tewas.
Peristiwa ini pun membuat publik nyaris di seluruh dunia ramai-ramai memberikan dukungan bagi Palestina. Melalui slogan “All Eyes of Rafah”.
)***Ist/ Nawasanga/ foto azipank