Uritanet, Jakarta –
PT Citra Van Titipan Kilat (“TIKI”), perusahaan jasa pengiriman yang didirikan oleh Alm. Bpk Soeprapto Soeparno dan Ibu Nuraini Soeprapto pada 1 September 1970, yang kemudian semakin diperkuat dengan bergabungnya Alm. Bp Irawan Saputra, Bpk Gideon Wiraseputra dan Bpk Raphael Rusmadi di tahun 1972.
Awalnya, TIKI hanya memiliki dua cabang utama di Semarang dan Pangkalpinang. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan dedikasi yang luar biasa, perusahaan ini perlahan berkembang.
Dari dua cabang kecil, TIKI menjelma menjadi jaringan yang menjangkau seluruh Indonesia. Dan saat ini, TIKI telah memiliki 65 Cabang Utama, lebih dari 3.700 Gerai, dan lebih dari 6.000 karyawan yang setia.
Salah satu kisah inspiratif datang Yulina Hastuti, selaku Direktur Utama TIKI, sekaligus sebagai salah satu penerus perusahaan TIKI. Meskipun sempat meninggalkan perusahaan untuk urusan keluarga, dia kembali dengan semangat baru pada tahun 2020. Sejak saat itulah, Lena biasa dipanggil, telah menyumbangkan banyak tenaga dan waktu untuk memajukan TIKI.
Perjalanan TIKI tidak selalu mulus. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu ujian terbesar yang dihadapi perusahaan ini. Namun, dengan keberanian dan kebijaksanaan, TIKI berhasil bertahan dan bahkan berkembang di tengah kesulitan.
Mereka memprioritaskan kesehatan karyawan dan kebutuhan pelanggan, sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan sosial yang telah menjadi bagian integral dari perusahaan ini sejak awal.
Sehingga salah satu kunci keberhasilan TIKI adalah Komitmen terhadap Kegiatan Sosial. Syahdan sejak awal, perusahaan ini didirikan telah memberikan santunan kepada mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim, janda, dan tunanetra. Budaya ini tidak hanya mencerminkan sikap peduli perusahaan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi karyawan dan masyarakat sekitar.
TIKI tidak hanya terfokus pada keberhasilan bisnis semata, tetapi juga memperhatikan kebutuhan kesejahteraan karyawan dan masyarakat. Melalui berbagai kegiatan sosial dan filantropi, TIKI telah menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.
Di sisi lain, Yulina atau Lena begitu biasa disapa, Direktur Utama TIKI ini saat sedang ada waktu untuk santai, selalu digunakannya untuk berolahraga.
“Saya sebelum berangkat kerja itu jam 08.00, dan biasanya saya jogging dahulu setiap hari” ungkap Lena.
Di tengah kegiatannya yang padat, tidak menghalangi Lena untuk menjalankan hobi nya, seperti berenang, sepedaan, dan juga traveling. Bahkan Lena juga sempat ke Bangka untuk menemani ibunda melihat renovasi mesjid yang sedang dikerjakan disana.
Dengan pendekatan yang inklusif dan komprehensif, TIKI terus berinovasi dan berkembang, tidak hanya sebagai bisnis yang sukses secara finansial, tetapi juga sebagai kekuatan yang mendorong perubahan sosial positif di Indonesia.
Sebagai bagian dari keluarga besar TIKI, Lena dan para karyawan lainnya siap menghadapi tantangan apa pun yang mungkin muncul di masa depan. Mereka bertekad untuk terus mengembangkan perusahaan ini, menjaga nilai-nilai yang telah menjadi landasan keberhasilannya, sambil tetap sensitif terhadap kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Namun tak lupa, Lena menargetkan kenaikan 20% untuk tahun ini. Di sela kesibukan, Lena mengisi waktu dengan berolahraga, seperti jogging, bersepeda, dan berenang. Dia juga gemar traveling bersama keluarga dan teman-teman.
TIKI memiliki program CSR untuk memberikan santunan kepada anak yatim, janda, dan tunanetra. Lena menceritakan pengalaman pribadinya saat diawali dengan modal Rp.5.000 untuk membantu anak yatim.
Dia menekankan bahwa kegiatan sosial ini merupakan bagian penting dari filosofi TIKI dan telah menjadi kunci kesuksesan perusahaan.
Dengan semangat penuh dan tekad yang kuat, TIKI melangkah ke depan, siap mengukir sejarah baru dalam industri distribusi di Indonesia.
)**Benksu