Uritanet, Jakarta –
Ormas Ahlul Bayt Indonesia pada persoalan geopolitik yakni penjajahan yang terjadi di Palestina yang dilakukan Zionis Israel, setelah terjadi benturan peperangan pada 7 Oktober 2023 lalu hingga sekarang ini dimana eskalasi peperangan tepatnya telah menjadi pembunuhan massif (Genosida) yang dilakukan Zionis Israel.
“Zionis Israel kini semakin hari semakin meningkat mendapatkan kesempatannya untuk menuntaskan seluruh dendam kesumatnya lewat genosida terhadap rakyat Palestina. Bahkan dalam tiga Minggu terakhir ini, apa yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina berusaha mengusir dan memindahkan rakyat Palestina pada tempat-tempat tertentu. Ada yang dibagi ke daerah Rafah yang berbatasan dengan Mesir, ada yang ke Jalur Gaza yang berbatasan dengan Jordania. Itu dalam rangka upaya massif pembunuhan yang dilakukan Zionis Israel,” demikian jelas Wakil Ketua Umum Ahlul Bait Indonesia, Ustadz Ahmad Hidayat (23/2) saat media gathering keempat di Sekretariat Ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI), Mampang, Jakarta Selatan, yang menyoroti tegas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 serta menyikapi tegas terkait Genosida yang dialami dan dirasakan Rakyat Palestina.
Itu betul-betul semakin menunjukkan kekejamannya sebagai makhluk bengis yang hidup di abad modern hari ini, lanjutnya. Bahkan anggota PBB Amerika Serikat yang konon disebut sebagai kampiun demokrasi pembela hak asasi manusia, justru sampai hari ini, atau bahkan terakhir kemarin ketika satu negara mengusulkan Resolusi di Dewan Keamanan PBB. Amerika Serikat justeru memveto resolusi gencatan senjata itu.
Ini semakin menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah negara paling munafik,
paling brengsek, paling jahat, jelas Ahmad Hidayat.
Ketika melihat penyiksaan, pembunuhan, pembantaian terhadap anak-anak yang ada di Palestina, perempuan-perempuan yang ada di Palestina, Amerika dan Eropa semakin hari semakin menutup mata. Alih-alih mendorong terjadinya upaya damai dengan Gencatan senjata, malah Amerika dan negara-negara Eropa terus menerus mengirimkan persenjataan Kepada Zionis Israel.
Sementara di saat yang sama Boycott untuk akses makanan, air minum, listrik dan kebutuhan hidup rakyat Palestina justeru semakin hari semakin dipersulit, semakin susah untuk mendapatkan akses itu. Dan dunia hanya terbelalak, bahkan sebagian membelakangi, mulai tidak peduli terhadap nasib Bangsa Palestina.
“Sebagai Bangsa Indonesia, kita juga ingin berpesan kepada Presiden Indonesia Terpilih nantinya, atau di akhir masa Pemerintahan Presiden Jokowi, untuk betul-betul bisa secara maksimal menekan dan menyatakan atau bahkan menggalang solidaritas dari negara-negara lain yang masih punya pikiran akal sehat, untuk bersama-sama bersuara nyaring dan keras terhadap Amerika Serikat, Eropa dan Zionis Israel, termasuk negara-negara Arab. Memiliki sikap terhadap persoalan nasib bangsa Palestina,” jelas Ahmad Hidayat lebih jauh.
Semestinya, Presiden Jokowi bisa menahan rakyat Indonesia yang akan berangkat umroh Ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah, sebagai bentuk protes Kepada Raja Arab Saudi atas pembiaran dan pendiaman terhadap pembantaian yang dilakukan Zionis Israel terhadap bangsa Palestina.
Dan persoalan rakyat Palestina tidak boleh lagi dibicarakan secara biasa-biasa saja. Pemerintah Indonesia dan negara-negara yang lain, yang masih memiliki hati nurani semestinya tidak melihat persoalan Palestina ini sebagai persoalan yang sederhana.
“Ini persoalan yang sangat serius, Anda bisa bayangkan bahwa 2 juta kurang lebih rakyat yang ada di Palestina sekarang ini digiring kedua pos itu, di Rafah dan Jalur Gaza, dan itu menjadi Camp Konsentrasi yang dengan mudah bisa dilakukan pembantaian secara sadis. Dan minggu-minggu terakhir ini adalah minggu-minggu yang Sangat mengenaskan, memprihatinkan, sehingga tidak ada satu manusia yang masih punya akal sehat Dan nurani yang ketika menyaksikan peristiwa itu yang tidak tersentuh. Kecuali makhluk yang berwujud binatang,” ujar Wakil Ketua Umum ABI Ustadz Ahmad Hidayat.
Seperti Zionis Israel, seperti Presiden Amerika Serikat, seperti Presiden dan Pemimpin-Pemimpin di Eropa dan termasuk negara-negara Arab, yang ada di Timur Tengah sana, yang tidak peduli dengan ini.
Betapa sangat mengenaskannya, Rakyat Palestina dikirim dimana tidak ada jalan untuk keluar. Dihadapkan pada tembok beton yang tingginya lebih dari 10 meter. Bagaimana mereka mau hidup dengan situasi seperti itu. Tanpa makanan. Seandainya pun mereka tidak dibom, bisa jadi mereka akan mati kelaparan. Ini adalah kejahatan betul-betul yang terjadi di abad-abad kita hari ini, ucapnya pedih.
Dan ini adalah kejahatan yang saya kira, Kami dari Ormas Ahlul Bait Indonesia, betul-betul berharap pemerintah Indonesia serius melihat persoalan ini. Jokowi sebagai Presiden di akhir 7 atau 8 bulan masa pemerintahannya, menurut saya punya kesempatan untuk mengambil andil sebagai Pemimpin Negara yang penduduknya 80% Muslim, yang senasib dengan mereka yang ada Di Palestina, betapapun di Palestina ada Agama lain yang juga ikut tertindas, dan karena itu saudara-saudara umat Kristiani
Katolik, Yahudi yang ada di Indonesia ini, semestinya prihatin dengan ikut menyuarakan Suara Rakyat Palestina yang didalamnya ada banyak agama, yang juga akan ikut terbantai bersama dengan tindakan Genosida yang dilakukan Oleh Zionis Israel.
Kita berharap Pemerintah Indonesia untuk melakukan hal itu serius betul-betul, untuk mengambil langkah diplomasinya. Dan mendorong kemerdekaan Bangsa Palestina.
“Dan saya tidak sungkan-sungkan menyatakan itu atas nama Organisasi Ahlul Bait Indonesia, Mengapa? Karena Undang-Undang Dasar menyatakan itu. Atas nama Undang-Undang Dasar 45, Atas nama Pancasila, yang memang harus kita dukung untuk dihidupkan yakni Menolak Penjajahan di Atas Bumi. Dan saya kira sebagai bangsa Indonesia yang telah merasakan bagaimana nasib dijajah selama 300 tahun lebih oleh Belanda, oleh Portugis, oleh Jepang. Bahkan termasuk belakangan Sekutu ketika perang-perang terakhir,” paparnya.
Kita merasakan betul-betul bagaimana orang seperti Moh Roem, Nasir, keliling Eropa dalam rangka mencari dukungan agar Indonesia merdeka dan lepas dari penjajahan. Saya kira kita Layak untuk meniru apa yang dilakukan oleh para pendiri bangsa, dari pemimpin negara kita, untuk melakukan itu secara serius dan keras. Karena kalau tidak bisa jadi Palestina tutup dari peta dunia.
Dan itu sama dengan kita membiarkan
Undang-undang Dasar 45 kita gagal kita operasionalkan dalam politik luar negeri kita.
Ormas Ahlul Bait Indonesia terus menerus melakukan upaya menggalang dukungan.
Kami terus melakukan menggalang dukungan dan mungkin dalam waktu-waktu dekat ini, termasuk di bulan Ramadhan, kami akan masih turun ke jalan untuk mengkampanyekan protes kami terhadap Zionis Israel yang melakukan pembantaian terhadap Rakyat Palestina.
Mudah-mudahan Insya Allah di bulan Syaban wdalah bulan tempat Yang diajarkan oleh Nabi untuk banyak memohon pada Allah SWT. Dan diantara permohonan kami dari komunitas pecinta Ahlul Bait di bulan Syaban khususnya pada malam Nisfu Syaban adalah memohon keterlibatan langit untuk menyelesaikan persoalan ketidakadilan, ketimpangan yang sedang terjadi di muka bumi ini. Dengan mempercepat kehadiran Pemimpin, pembawa dan penegak Keadilan untuk menghancurkan siapa saja yang merusak pertahanan kehidupan sosial masyarakat Bangsa-bangsa yang ada Di dunia ini, pungkas Wakil Ketua Umum Ahlul Bait Indonesia, ustadz Ahmad Hidayat.
)**Tjoek