Program BKKBN “Percepatan Penurunan Stunting” Ditargetkan 2024 Capai 14 Persen “Langkah Besar Indonesia Emas 2045”

Uritanet, Sleman –

Inspekur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono, menutupnya dengan menyampaikan bahwa sejumlah Program BKKBN dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting, ditargetkan pada 2024 dapat mencapai angka 14 persen. Karena keberhasilan program tersebut menentukan langkah besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Lantaran untuk mencetak SDM Indonesia yang handal, menurut dia, masyarakat perlu memahami 1.000 hari pertama kehidupan. Kurun waktu selama dua tahun itu disebut sebagai masa yang sangat menentukan bagi tumbuh kembang bayi.

Demikian hal tersebut terungkap, saat berlangsung Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja, bertempat di Balai Aspirasi Masyarakat, jalan Kaliurang Purwosari Sleman, Yogyakarta (21/1). Dihadiri H.Sukamto, SH, Anggota Komisi IX DPR RI, dan juga Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani yang diwakili oleh Rohdiana, serta Kepala DP3AP2 Kabupaten Sleman Wildan Solichin.

Upaya mencegah stunting, lanjutnya lagi, perlu dimulai sejak dini. Bayi usia nol sampai enam bulan harus diberikan Air Susu Ibu (ASI) sebab ASI membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hindari pemberian susu formula.

Oleh karena itu, penting dijelaskan bahwa akibat kekurangan gizi menahun, maka balita stunting, tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya. Oleh karenanya, masyarakat perlu mengetahui perbedaan antara stunting dan stunted.

Stunted merupakan kondisi tubuh balita yang pendek bisa jadi karena faktor genetika atau keturunan. Sedangkan Stunting, tidak hanya pendek karena gagal tumbuh tetapi juga dipastikan bermasalah dan berbahaya.

Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun. Stunting menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Akibat kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya, tambahnya lagi.

Sedangkan saat memberikan pengarahannya sekaligus memandu jalannya dialog, H.Sukamto, SH, Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan ibu hamil. Selain pendampingan dari suami, ibu hamil juga perlu rutin periksa kandungan ke Puskesmas.

Disamping anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang pada Pemilu 2024 maju lagi ke DPR RI melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu, sekaligus memberikan penguatan bagi program pencegahan stunting bagi masyarakat.

“Apapun kondisinya stunting adalah masalah. Yang namanya stunting itu pasti memberatkan keluarganya,” jelas H.Sukamto, SH.

Sementara itu, dalam kegiatan tersebut, Rohdiana, selaku mewakili Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani, menambahkan bahwa stunting perlu dicegah salah satunya dimulai dari pendampingan kesehatan. Dan BKKBN DIY sudah menerjunkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) ke sejumlah lebih dari 5 ribu orang tersebar di Kabupaten/Kota di DIY. Dimana salah satu tugasnya, mendampingi calon pengantin untuk memastikan kesehatan mereka.

Selain itu, pihaknya juga terus mendorong para ibu hamil supaya rutin memeriksakan kesehatan di layanan kesehatan. Ini penting sekaligus untuk memastikan kenaikan berat badan.

“Sebab, seorang ibu hamil jika tidak ada kenaikan berat badan maka perlu diwaspadai karena ada kaitannya dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan,” ujarnya mengingatkan.

Selanjutnya, Kepala DP3AP2 Kabupaten Sleman, Wildan Solichin, menekankan persoalan stunting bukan semata-mata kaya atau miskin, tetapi melainkan karena salah pola asuh yang mempengaruhi perilaku pola makan sehingga berdampak pada asupan gizi anak-anak. Seperti di Kabupaten Sleman, 95 persen stunting bukan terjadi pada keluarga miskin.

Contoh kasus ada di wilayah Minggir sebagai lumbung Kabupaten Sleman, dimana anak-anak stunting disebabkan dititipkan kepada neneknya, karena ayahnya harus bekerja di sawah sedangkan sang ibu ke pasar.

“Dan anak anak yang dititipkan ke simbah-nya tersebut tidak mengetahui asupan gizi. Sing penting putune meneng. Diberi jajan nggak ada gizinya,” ungkapnya lebih lanjut.

Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja, bertempat di Balai Aspirasi Masyarakat, jalan Kaliurang Purwosari Sleman, Yogyakarta (21/1) kali ini, dipungkasi dengan tanya jawab serta dilakukannya pengundian doorprize. Sebelumnya (20/1/2024), kegiatan serupa juga digelar BKKBN bersama Komisi IX DPR RI di Dusun Demangan, Maguwoharjo Depok, Sleman, Yogyakarta.

)**Tjoek

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *