Kolaborasi Lintas Sektoral Hasilkan Penurunan Angka Stunting di Provinsi Banten

Uritanet, Serang Banten –

Sebagai bentuk kolaborasi dan penguatan konvergensi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten, dengan terus memperkuat kolaborasi lintas sektoral menjadi kunci dalam melakukan penanganan stunting atau gizi kronis di Provinsi Banten, sekaligus menjadi kunci penurunan angka Stunting. Diharapkan hasil evaluasi yang didapat, mampu menjadi dasar dari pelaksanaan program yang lebih dioptimalkan pencapaiannya.

Hal itu disampaikan Ir. Rusman Efendi, MM, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten saat Bhakti Sosial pemberian bantuan kepada 30 (tiga puluh) Keluarga Berisiko Stunting di Desa Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jumat (15/12/2023).

“Kita manfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai upaya kita dalam menekan stunting,” ucap Ir. Rusman Efendi, MM, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten.

Baca Juga :  Dr. Tri Adhianto Wakil Walikota Bekasi Narasumber Webinar Kaka Asuh

Turut hadir pula, Deputi KB-KR BKKBN selaku Pembina Wilayah, Ketua DWP BKKBN Pusat, Ketua DWP Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Dharma Wanita Persatuan BKKBN Ciboleger, dan Kepala Desa Ciboleger.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Banten dalam Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting menjadikan penurunan prevalensi stunting sebagai salah satu indikator sasaran Misi 1 Mewujudkan Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia, Berbudaya, Sehat dan Cerdas.

Oleh karenanya, lanjut Ir. Rusman Efendi, MM, selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, mengajak untuk menanganinya bersama-sama agar segera selesai dengan adanya kolaborasi berbagai pihak, sehingga keterpaduan ini dapat mewujudkan target penurunan stunting sebesar 14 persen di tahun 2024, tercapai.

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Mohon Maaf atas Gangguan Perjalanan KA Gumarang Akibat Kabel Listrik Tersangkut

Meski disisi lain, Pemprov Banten masih memiliki keluarga berisiko stunting antara 25-30 persen. Hal tersebut, diharapkan menjadi salah satu program prioritas yang dilakukan melalui pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Tidak hanya itu, TPPS Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan menjalankan kegiatan prioritas percepatan penurunan stunting yang terdiri dari penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin, surveilans keluarga dan audit kasus stunting, tutupnya.

Usai kegiatan Bhakti Sosial pemberian bantuan kepada 30 Keluarga Berisiko Stunting di Desa Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, dilanjutkan dengan kunjungan pelayanan KB ke Puskesmas Ciboleger, serta kunjungan ke rumah Jaro.

)**YuriAlga

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *