Menko PMK Muhadjir Minta Pemangku Kepentingan Bahu Membahu Entaa Stunting

Uritanet, Jakarta –

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta seluruh pemangku kepentingan dapat saling bahu membahu mengentaskan stunting di Indonesia. Dengan kata lain, penurunan angka stunting ini tidak hanya di kerjakan oleh BKKBN saja tetapi dilaksanakan secara bersama-sama sehingga hasilnya dapat lebih optimal.

“Semuanya harus guyub, rukun, gotong-royong untuk memastikan bahwa stunting tahun 2024 Indonesia sudah di bawah 14 persen,” jelasnya saat memberikan sambutan Gebyar Bina Keluarga Balita Untuk 1.000 Hari Pertama Kehidupan di Auditorium BKKBN Jakarta (12/12).

Hakikat pembangunan nasional yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan menyeluruh. Konsep pembangunan manusia dilaksanakan mengikuti siklus hidup manusia, dari masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang kuat, sehat, produktif, dan berkarakter, maka upaya pembangunan manusia harus diawali dari pengasuhan keluarga yang benar dan optimal, yang dimulai sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Permasalahan yang dihadapi dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan salah satunya adalah stunting. Stunting tidak hanya soal kekurangan gizi saja, namun masalah kebersihan dan sanitasi juga penting untuk mengentaskan stunting.

“Tugas dari ibu dan bapak sekalian harus betul-betul bisa menjadi kader keluarga berencana yang memahami secara detail ketika dia harus melayani masyarakat, menjadi Ibu dan bapak pembelajar,” ucap Muhadjir.

Menko Muhadjir menyebut pemerintah telah mempersiapkan calon ibu sejak dini melalui pemberian tablet tambah darah, mengukur lingkar lengan serta memperhatikan kecukupan gizi remaja putri. Hal tersebut untuk mencegah para remaja putri dari anemia kronis.

“Justru untuk pembangunan sumber daya manusia ini sekarang kita fokus _huluisasi_ jadi kita sisir mulai dari remaja putri kita pastikan sehat, kemudian sudah menikah dan hamil dipastikan janinnya sehat, dan nanti kalo sudah lahir, dua tahun diberikan ASI dan dipastikan kondisinya sehat,” tuturnya.

Menko PMK menjelaskan kalau di pertambangan ada hilirisasi, tapi dalam pembangunan manusia itu malah “huluisasi”. Yakni, penanganan masalah sejak dini dari bagian yang paling hulu.

“Seribu hari awal kehidupan itu disebut dengan Golden Age , jika tidak ditangani dengan baik maka akan lewat begitu saja. Maka dari itu, hal tersebut menjadi perhatian utama pemerintah,” sambungnya.

Turut hadir Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Bupati Solok H. Epyardi Asda, Wakil Bupati Kendal H. Windu Suko Basuki, Bupati Lingga M. Nizar, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Novian andusti, serta Direktur Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Siti Kustiati.

)**benksu

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *