Ngobrol Asik Bersama Riska Yuvista, S.S Dari Hospitality, Keresahan Masyarakat, Hingga Generasi Miley

Uritanet, Jakarta –

Kesibukkannya dalam menggeluti bidang Hospitality di salah satu perusahaan dari Hermina Group selaku Marketing Manager tak menyurutkannya untuk memanfaatkan waktu dalam kegiatan seperti Public Speaking, atau menjadi Master of Ceremony, atau Moderator dalam sebuah Diskusi Publik, atau pun menjadi narasumber dari sebuah Seminar.

Dan bagi Riska Yuvista, S.S, tentulah kegiatan tersebut masih related dengan kesibukkannya itu di bidang Hospitality di Hermina Group, lantaran kegiatan kegiatan yang dilakoninya diluar kesibukkannya itu masih bersinggungan dan bertemu langsung dengan berbagai karakter dari berbagai berbagai activity dari masing-masing orang di luar itu.

Dengan begitu, Riska Yuvista, S.S, memahami benar apa yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, juga kekacauan dunia yang terjadi diluar sana. Bagaimana kondisi stabilisasi ekonomi negeri ini, dan bagaimana pula pandangan pergerakan substansi dari bidang ekonomi, atau dari bidang sosialnya kah atau dari berbagai segmen tertentu misalnya.

Bahkan terkait sekarang dengan banyaknya sekali peraturan-peraturan di era pemilu ini, dimana memunculkan kontroversi pro maupun kontranya. Memang ini salah satu yang kita hadapi juga kedepannya, sehingga bagaimana kita bisa menjadi masyarakat yang netral, tukas Riska Yuvista, S.S.

Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan
stabilitas ekonomi nasional nantinya. Dan itu akan dipengaruhi oleh siapa yang akan memimpin Indonesia selanjutnya? Dan diri kitalah yang bisa menentukan pilihan pemimpin Indonesia kelak. Jadi hari ini tentang apa apa sih yang mau diri kita lakukan? Pedulikah diri kita dengan lingkungan? Sudahkah dimulai dari kesadaran diri kita sendiri seperti tidak membuang sampah sesukanya Bagaimana juga dengan ketimpangan sosial di sekitar kita? Juga di dunia pendidikan dimana masih banyak anak yang jauh dari sentuhan pendidikan?

Baca Juga :  Pertemuan LBGT se-ASEAN di Jakarta, Pemerintah Harus Tegas

“Jadi ayoo kita perbaiki apa yang menjadi masalah saat ini. Ayoo kita berusaha melihat itu dari segi positif apa yang bisa kita kembangkan dari hal-hal negatif tersebut. Apa sih peran yang dibutuhkan sebagai bagian dari pada generasi milenial,” ujar Riska Yuvista, S.S.

Apalagi hadirnya wacana pemerintah tentang pencabutan subsidi bagi yang belum bayar pajak dengan enggak bisa mengisi BBM bersubsidi, yang relevansinya terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022. Dimana dengan satu kebijakan ini akan berpengaruh ke berbagai segmentasi di wilayah-wilayah dan hingga di daerah-daerah.

Mungkin di Kota Jakarta bisa mampu mengakomodir aturan membayar pajak itu, yang memang pajak itu juga menjadi suatu kewajiban kita sebagai warga masyarakat untuk membayar pajak. Tapi bagaimana dengan wilayah-wilayah terpencil. Apakah mereka sudah diperhatikan kemudahannya dalam membayar pajak.

Oleh karenanya, kebijakan tersebut harus dikaji ulang dan terlebih kebijakan tersebut pasti kan akan berpengaruh dari berbagai segmen sosial. Mungkin dari kalangan atas bisa bayar pajak yang belum tentu juga apakah mereka sudah bayar pajak atau belum. Kita juga tidak bisa menjamin itu dan belum tentu juga dari masyarakat yang kalangan menengah ke bawah itu mereka tidak bayar pajak. Jadi kita enggak bisa men-segmentasikan seseorang bayar pajak atau tidak itu dari status sosialnya. Dan Reward bisa diberikan bagi orang yang taat bayar pajak dengan pemberian voucher diskon pembelian BBM, jelas Riska Yuvista, S.S.

Baca Juga :  Pesta Rakyat Menyambut Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, 27 KA Keberangkatan dan 5 KA Kedatangan Stasiun Gambir Berhenti di Stasiun Jatinegara

Jangan mentang-mentang seseorang kaya pasti bayar pajak, sementara ada aturan lain yang menyebutkan orang yang mampu itu malah enggak boleh pakai BBM bersubsidi. Begitu juga sebaliknya belum tentu orang yang memang standarisasi keuangan menengah ke bawah itu enggak mampu untuk membayar Pajak.

Di penghujung perbincangannya, Riska Yuvista, S.S. melihat bahwa generasi milenial ini, generasi-generasi yang memang kreatif,
generasi ini harus belajar banyak dari yang sudah berpengalaman. Generasi milenial ini bisa belajar nih tentang sebuah proses dalam sebuah kebijakan tertentu. Kita harus belajar learning by doing. Harus ada proses yang sudah dilalui. Ayo kita terbuka ayo kita open minded, open mindset kita. Keterbukaan kita terhadap apapun yang ada di lingkungan terhadap diri kita dan juga harus banyak mengevaluasi apa yang menjadi pesan bagi diri kita apa yang harus diperbaiki dan apa yang harus dikembangkan untuk sama-sama menuju Generasi Emas Indonesia tahun 2045 seperti itu sama-sama.

)***Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *