Uritanet, Jakarta –
Gerakan Maju Tani Nusantara adalah gerakan yang diinisiasi oleh delapan anak muda yang datang ke Jend.TNI (Purn) DR HM.Muldoko, yang gundah terhadap perkembangan Pertanian Indonesia yang tidak berubah yang enggak ada peningkatan apapun. Ke-8 anak muda ini diantaranya ada Greens, ada Yoshi Farm, ada Kata Data Green, serta ada beberapa partner lainnya.
Mereka ini datang ke Jend.TNI (Purn) DR HM.Muldoko, untuk memberikan masukan dan menunjukkan keberhasilan membangun “Pertanian Modern”. Dan disambut Jend.TNI (Purn) DR HM.Muldoko dengan baik. Lantas kenapa waktu itu teman-teman dari pencetus ini datangnya ke Jend.TNI (Purn) DR HM.Muldoko, lantaran beliau Ketua HKTI, jadi artinya masih relate gitu, ucap Puspita Yosana saat diwawancarai Uritanet.com dan JourneyofIndonesia.com..
“Saat ini kan asosiasi yang diluar dari pemerintah, organisasi yang diluar dari pemerintah itu kan HKTI, yang berhubungan sama pertanian. Akhirnya teman-teman ini datang ke Jend.TNI (Purn) DR HM.Muldoko, dan disambut baik,” ujar Ketua Kordinator Gerakan Tani Maju Nusantara.
Begitu disambut baik, pada hari, kalau nggak salah 11 September ya, 11 September itu akhirnya malahan Jend.TNI (Purn) DR HM.Muldoko didapuk menjadi “Bapak Maju Tani”.
Perlu diketahui pula, mostly mereka para pencetus merupakan start up semua dan mostly mereka muda dan sudah sukses. Ada yang kayak Green gini, dimana kita nyontek teknologinya dari Israel. Mereka somehow sudah berhasil mengembangkan pertanian yang lebih maju. Mereka sudah pakai teknologi dari sekian tahun yang lalu.
“Nah, teman-teman kita datang ke sana melihat bentukannya seperti apa, tapi kita juga nggak dikasih contekan teknologinya juga. Jadi, artinya kita pulang ke sini juga cuma dengan pengetahuan apa adanya dari yang kita lihat sampai akhirnya beberapa teman mencoba spread sendiri. Oh, itu kemarin ada kameranya, ada AI-nya, ada apanya gitu. Sampai bikin R&D sendiri, sampai akhirnya bisa jadi Greenbox yang sekarang ini jalan. Gitu,” papar Puspita Yasonna selaku Koordinator Gerakan Maju Tani Nusantara.
Kini Greenbox hadir di Plaza Indonesia lantai 5, dimana Greens itu punya restoran. Restoran yang didalamnya tuh ada banyak menunya yang menyajikan salad. Dan saladnya itu langsung dipotong dari Greenbox-nya sendiri. Jadi, artinya sayuran yang disajikan di sana bukan datang dari mana-mana, tapi tumbuh di Greenbox.
Dan selain dari situ, Green juga saat ini bakal kerjasama dengan Ismaya. Artinya semua restorannya Ismaya bakal kita taruh Greenbox, selain akan disetting juga di Hotel Grand Hyatt dan beberapa hotel lainnya.
Dan sebenarnya Greens itu salah satu partner dalam Gerakan Maju Tani Nusantara. Dan satu lagi partner kita namanya Yoshi Farm. Yoshi Farm berhasil mengembangkan strawberry yang mirip sama strawberry Jepang. Jadi, strawberry-nya tuh gede-gede, lebih manis, lebih gemuk, nggak keras dan lebih wangi juga.
Yoshi Farm bahkan bisa mengembangkan strawberry yang warnanya putih sekarang.
Yang kemarin ini terkenal cuma ada di Jepang gitu ya. Sekarang ini udah berhasil dikembangkan sama teman-teman kita dari Yoshi Farm.
“Jadi, partner-partner Maju Tani kami ini, para pencipta yang sudah dengan jerih payahnya, naik turunnya mereka, sampai mereka berhasil menciptakan sebuah bisnis di bidang pertanian,” jelas Puspita Yosana lagi.
Dan pada akhirnya mereka berpikir, kenapa sih kita nggak berbagi? Kalau misalkan berbagi, mungkin ini bisa bermanfaat buat banyak orang. Masyarakat umum pun bisa ikutan. Disinilah justru di tempatnya belajar. Nanti akan disediakan juga edukasi, bahkan disediakan juga permodalan yang berkerjasama dengan BRI. Untuk penjualannya kita akan kerjasama sama GOTU, Gojek Tokopedia. Jadi, mereka itu akan memberikan pelatihan-pelatihan, bahkan pelatihan keuangan. Selain juga dibantu, dipasarkan di platform Tokopedia.
“Jadi, artinya tuh jangan takut untuk ikutan, karena dari ujung ke ujung itu udah kita sediakan semua fasilitasnya. Tinggal mau atau nggak belajar, mau atau nggak ikutan,” tegas Puspita Yosana.
Pertama, dari para pencetus ini, mereka punya ilmu pertaniannya, ada yang tanam stroberi, ada yang tanam sayuran salad, dan lain-lain ya. Which is, kalo kita ngomong soal ketahanan pangan itu, pasti kan kita ngomongnya beras, kentang, sagu, singkong, gitu kan ya. Artinya karbohidrat, dan dalam jumlah yang sangat massif, dalam jumlah yang sangat besar. Nah, disitulah investment dari Korea itu masuk. Jadi, investment dari Korea itu masuk. Korea mau investasi sebesar 1 miliar dolar, untuk investasi awal.
Dan disitulah mereka juga ngajarin kita bagaimana caranya mengembangkan varietas lain, terutama makanan pokok ya, tann pokok. Jadi, dengan teknologi yang sangat maju. Itu luar biasa banget mereka punya teknologi. Jadi, saat ini kita mulai dari kecil-kecil dulu, yang kecil-kecil ini datengnya dari lokal, artinya sayur-mayur, buah-buahan, dan lain-lain, gitu.
Tapi, untuk yang teknologi, pusatnya, selain Jend.TNI (Purn) DR.HM Moeldoko sudah menemukan bibit padi M70D. Bibit padi yang bisa panen dalam waktu 70 hari aja,
dengan hasil 2,5 kali dari padi biasa. Tapi juga ada bantuan dari Korea dan Qatar itu. Nah, itu sih yang saat ini Maju Tani lagi kerjakan, supaya itu bisa terealisasi di Indonesia.
Artinya, dalam skala besarnya Gerakan Maju Tani Nusantara mau menjalankan komitmen kita sama Qatar dan Korea. Karena mereka investasinya besar sekali sama Maju Tani. Jadi, gambaran besarnya itu, kerjaan besarnya itu adalah menjalankan komitmen kita menggunakan investasi mereka untuk kebaikan negara Indonesia dalam hal krisis pangan saat ini.
“Berarti, di bulan November kita akan kasih tau lokasi-lokasinya, jadi kebetulan untuk awal itu kita akan mulai dengan 89 titik, 89 titik kota yang nanti akan jadi Twin Cities, Korea – Indonesia. Dan untuk lokasi-lokasinya itu kita akan informasikan di November, karena kita saat ini juga masih penjajakan beberapa daerah yang cocok.
Selanjutnya, tadi kita ajak Babe Idin, jadi sebagai perwakilan dari komunitas-komunitas petani, yang nanti kita akan kita masukan, kita kasih pelatihan, kasih pendanaan, dan lain sebagainya. Jadi, Gerakan Maju Tani Nusantara dimulai dari situ, pungkas Puspita Yosana, Kordinator Gerakan Maju Tani Nusantara.
)***Tjoek