Uritanet, Jakarta –
Pada Tahun 2023, Badan Informasi Geospasial (BIG) yang diwakili oleh Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA) melakukan pemetaan Sumber Daya Alam (SDA) sebagai bahan masukan dalam valuasi ekonomi SDA Hayati. Atas kontribusi dalam pelaksanaan penilaian SDA hayati pada tahun 2023, PPTRA BIG kemudian mendapatkan penghargaan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang diberikan langsung oleh Arik Hariyono selaku Direktur Penilaian di Jakarta (19/10).
“Peran serta PPTRA BIG dalam kegiatan penilaian SDA hayati ini adalah memberikan kontribusi berupa data spasial neraca sumberdaya alam beserta data luasannya yaitu neraca spasial mangrove, neraca spasial terumbu karang dan neraca spasial lamun,” demikian disampaikan Diah Retno Minarni, Koordinator Integrasi Informasi Geospasial Strategis Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan, selaku perwakilan dari PPTRA BIG.
Diah mengungkapkan bahwa mangrove, terumbu karang dan lamun berperan dalam ‘ecosystem services’ untuk pengendalian abrasi, tempat perkembangbiakan ikan, dan berperan sebagai penyerap carbon (carbon stock) dalam global biodiversitas. Pemetaan SDA tersebut akan memberi masukan terhadap valuasi ekonomi SDA hayati.
Adapun valuasi ekonomi ini menghitung nilai kekayaan sumber daya alam Indonesia dalam bentuk mata uang (rupiah). Untuk menilai seberapa besar kekayaan sumberdaya alam ini dibutuhkan kolaborasi dari berbagai stakeholder, kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah.
“Setiap stakeholder berperan memberikan masukan/ data sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing masing,” pungkas Diah Retno Minarni.
)**Git/Humas BIG/ YuriAlgha