Uritanet, Jakarta –
Dalam minggu terakhir ini, kosa kata yang paling banyak diperbincangkan masyarakat, yakni terkait dengan Mudik. Kata mudik seolah identik dengan Idul Fitri. Mudik asal katanya “Mudikkun” merupakan isim fail dari adakka yudikku yang artinya “orang yang menggaruk- garuk”.
Kenapa pulang kampung yang begitu disebut mudik, karena setelah dapat dua hari di kampung dan saat mau balik ke kota harus menggaruk kepala karena bekalnya habis.
Mudik itu butuh “Dana”. Kata “Dana” itu fiil madi yang artinya dekat. Maka dengan “Dana” yang jauh jadi dekat. Tapi bentuk masdarnya “Dana” adalah lafadz “Dainan” yang artinya “Utang”.
Maka hati – hati dengan “Mudik” jika dana habis, maka bisa berhutang, dan kalau gak bisa bayar, akan garuk garuk kepala alias nangis bombay
Kalau dilihat dari waktunya, mudik artinya menengok keluarga dan tujuannya untuk. silaturahmi sebentar ke kampung halaman. Setelah itu balik lagi ke tempat usaha. Dan dilakukan ketika hari raya keagamaan.
Beberapa waktu lalu ada seorang pejabat yang menyebut-nyebut pulang kampung sebagai padanan kata mudik.
Sementara Pulang Kampung, berkaitan dengan orang yang kembali ke tenpat asal setelah merantau ke suatu tempat. Baik yang sudah kaya raya (sukses), atau yang telah bangkrut (gagal).
Bisa jadi mantan pejabat setelah bintangnya pudar (artis), atau setelah pensiun (PNS), atau setelah tak terpilih lagi (walikota/ gubernur/ presiden), maka pulanglah mereka ke kampung halamannya masing masing sambil merenungi dan menikmati sisa hidupnya di sana.
)**Taryono ( dari berbagai sumber)