Album ‘Yabai’ Paradise Of Inner Fire Perkenalkan Instrumental Gitar Patrick Lesmana

Uritanet, – Paska tahun  2017 tak banyak solo instrumental gitar baik single maupun album dari musisi Indonesia hadir di blantika musik ini. Terlebih karya musisi tanah air yang mengedepankan lirik sebagai jembatan penyampaian cerita dan makna dari sebuah karya lagu. Sebut saja seperti Jarwo Naif, Jikun/rif, Coki Bollemeyer NTRL, Piyu Padi hingga Gede Budjana Gigi. Tapi solois gitar asal Malang, Jawa Timur ‘Patrick Lesmana’ ini hadir dengan langkah berbeda memperkenalkan karya musik dan lagunya ke industri musik Indonesia dalam kemasan album instrumental bertajuk “Yabai”.

Seperti Jarwo ‘Naif’ atau Mr.J lewat album solo di tahun 2009 yang berisikan 12 lagu instrumental, termasuk ‘C Song’, ‘Syria’, dan ‘My Coda’, yang bereksperimen dengan berbagai software rekaman digital. Atau Jikun ‘/rif’ yang menggunakan nama ‘Jikunsprain’ untuk merampungkan album solo setelah sempat terluka pada tahun 2000. Atau Coki Bollemeyer ‘NTRL’ yang ampuh membuat musik ‘NTRL’ yang mulanya sederhana menjadi terdengar lebih rumit dan eksperimental. Coki gitaris multi-genre ini juga membuat album solo instrumental bertajuk ‘Sunyotok’ pada 2016, yang memadukan musik rock dengan jazz dan pentatonik nada tradisional Jawa.

Begitu pula, Piyu ‘Padi’ yang berhasil merampungkan dua album solo bertajuk ‘Sakit Hati’ (2014) dan ‘Best Cuts of Piyu’ (2016) dengan banyak hit singles, seperti ‘Ku Tak Salah Melepasmu’ berkolaborasi dengan Anji, ‘Bertarung’ berkolaborasi dengan Killing Me Inside, dan ‘Firasatku’ berkolaborasi dengan Inna Kamarie. Dan seperti Piyu, Dewa Budjana ‘Gigi’ yang sejak 1997, sudah mulai coba-coba membuat album solo instrumental. Gitaris asal Bali itu pun mendapat kesempatan untuk rekaman album solo gitar di Amerika Serikat pada 2002. Bahkan hingga hari ini, Budjana telah memiliki total 10 album solo yang mendunia, termasuk ‘Dawai In Paradise’ (2012), ‘Joged Kahyangan’ (2013), dan ‘Mahandini’ (2017). Selain telah bekerjasama dengan banyak musisi internasional yang hebat, seperti John Frusciante, mantan gitaris ‘Red Hot Chilli Peppers’, Jordan Rudess, keyboardist ‘Dream Theater’, dan Marco Minnemann, mantan drummer ‘Necrophagist’.

Baca Juga :  Forum Backstagers Indonesia DPD DKJakarta : Jadikan Jakarta Destinasi Kota Hiburan Internasional

Lantas bagaimana dengan karya Patrick Lesmana?
Tumbuh di era milenial namun tertarik dengan magis musik – musik progessive rock / jazz rock medio 60 – 80 an membuat Patrick Lesmana sangat intens menyimak karya – karya musisi dunia seperti ‘King Crimson, Frank Zappa, Yes, Genesis, Weed, Kansas, I.O.U (Allan holdsworth), Casiopea’ dan lain – lain.

Namun Frank Zappa dan Allan Holdsworth lah yang menjadi inspirasi terbesar Patrick, terutama dalam bermain gitar sehingga cukup besar mempengaruhinya menuangkan elemen musik tersebut dalam album perdana ini, papar Patrick.

“Yabai” yang dalam kosakata Jepang memiliki makna Waduh!, Bahaya!, Sialan! atau Wah! Keren! Gokil! ini, tapi bagi Patrick Lesmana justru sebagai ungkapan dari sebuah kepanikan pada eksistensinya sebagai gitaris yang merasa belum mempunyai rilisan karya di sepanjang karirnya. Sementara banyak teman sesama musisi di Malang justru sudah menggelontorkan banyak karya.

“Yabai” sesungguhnya terinspirasi dari musik – musik soundtrack game konsol masa lalu seperti Playstation 1, Nintendo dan sejenisnya. Dimana Patrick secara pribadi sangat menggemari nada nada dari game – game tersebut. Nada – nada yang dirasakannya sangat catchy, terlebih elemen jazz atau fusion banyak yang melekat pada soundtrack – soundtrack tersebut.

Jadi baginya selain progessive rock dan jazz rock, genre Jazz Fusion juga yang meng-influence di album ini terutama musik Jazz Fusion yang populer di Jepang seperti Maoki Yamamoto, Casiopea, Tsquare dan Trixx”, terang Patrick.

Baca Juga :  Rayakan Imlek Nonton Atraksi Barongsai di Mal

“Nada nada yang tidak tertebak serta diakhiri dengan reff / unison yang manis khas musik Pop Jepang pada saat itu sangat memotivasi saya untuk akhirnya membuat album saya sendiri”, jelas Patrick.

Dengan kata lain, “Yabai” menjadi kolaborasi elemen musik jazz-fusion dengan prog-rock serta elemen avantgarde yang mempengaruhi susunan lagu-lagu yang terkandung didalamnya. Yabai semakin menjadi lebih memikat lantaran solois gitar, Patrick Lesmana tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya.

“Semua instrumen bermain dengan porsi yang sama, lebih menonjolkan komposisi dalam setiap lagu di album tersebut, ” ungkap Patrick lebih dalam.

Dalam Album Yabai, Patrick lesmana memperkenalkan 5 karya perdana nya seperti “Lucid Winter, Yabai, Paradise Of Inner Fire, Yamanote Line dan Safe Flight”, dan lagu berjudul “Paradise Of Inner Fire” adalah lagu yang dirilis sebagai single pertama dan sudah dibuatkan video klipnya.

Single pertama yang berjudul “Paradise Of Inner Fire” ini terinspirasi dari game sci-fi yang bertemakan petualangan, dominasi progesi mayor minor dipilih untuk mewakili sifat sci-fi yang imajiner dan misterius.

Album Yabai, berada dalam naungan Cadaazz Pustaka Musik sebagai label dan Musicblast sebagai aggregator yang mendistribusikan digital nya. Dan dalam proses kreatif ini Patrick Lesmana mengerjakan keseluruhan instrument musik seperti gitar, piano, bass, synthesizer sampai drum programming di studio pribadinya yaitu Suara Wibu Production dengan menghadirkan musisi tamu kehormatan yaitu Agus Prabowo (bass) dan Rhesdyan Suherman (drum) di lagu “Paradise Of Inner Fire”.

Single Patrick Lesmana berjudul “Paradise Of Inner Fire” sudah bisa dinikmati dan disimak di akun youtube official Musicblast, sementara itu full audio album “Yabai” dari Patrick Lesmana sendiri sudah dapat didownload di seluruh digital store kesayangan para pecinta musik tanah air. Simak juga di : https://www.youtube.com/watch?v=TIh1liIB7_k

)***

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *