Uritanet, – Sebelum pemerintah Kolonial Belanda memilih Bandung sebagai calon ibukota Hindia Belanda pengganti Batavia yang akhirnya gagal karna ekspansi Jepang, ternyata jauh sebelumnya Purworejo pernah di nominasikan menjadi calon ibukota Hindia Belanda pengganti Batavia
Kenapa Purworejo? Dalam buku, De Indische Stad Op Java En Madoera (Ronald G Gill) pemilihan Purworejo ssebagai ibukota Hindia Belanda dicetuskan pertama kali oleh Jenderal militer Von Gagem pada tahun 1844 Belajar dari jatuhnya Batavia oleh tentara Inggris pada tahun 1811.
Purworejo di pilih karna Purworejo daerah strategis. Di utara terhubung dengan Magelang yang merupakan garnisun militer besar Kerajaan Belanda, dan bisa membangun benteng pertahanan di perbukitan menoreh jika di perlukan. Di sebelah barat, terhubung dengan Cilacap yang merupakan pelabuhan besar sebagsi titik evakuasi di saat terdesak, dan bisa di gunakan sebagai pangkalan armada laut. Di timur, terhubung dengan Vorstenlanden atau Kasultanan Jogja dan Kasunanan Surakarta yang banyak perkebunan besar sebagai sumber devisa Pemerintah Kolonial Belanda.
Pertimbangan lain, iklim Purworejo tidak telalu panas maka bisa di bangun di jadikan istana Ratu Belanda andai negeri Belanda diduduki musuh. Namun seiring berjalannya waktu, Belanda melirik kota lain sebagai calon ibukota Hindia Belanda sebagai pengganti Batavia, yaitu Bandung.
Wacana tentang Ibukota Hindia Belanda di Purworejo mulai terlupakan. Tragisnya, setelah di lupakan, Karesidenan Bagelen di lebur dengan Kedu dan Purworejo tidak lagi menjadi ibukota Karesidenan dan hanyalah kota kecil biasa. Demikian fakta tersembunyi sejarah tentang Purworejo, kota kecil yang damai dan sejahtera.
)**Referensi bacaan, Gill Rolan, G, De Indische Stad Of Java en Madoera
.