Uritanet, – Senator DPD RI asal Jawa Tengah Denty Eka Widi Pratiwi dan Kepala Biro Protokol, Humas dan Media Sekretariat Jenderal DPD RI, Mahyu Darma menerima kunjungan delegasi dosen dan mahasiswa dari Prodi Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Ruang Padjajaran, DPD RI (08/06). Denty menjelaskan mengenai kinerja DPD RI dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat daerah. Termasuk tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Senator DPD RI yang berperan untuk menjadi jembatan aspirasi antara pusat dengan daerah.
“Tantangan kami di DPD RI yaitu membangun komunikasi antara pusat dan lembaga daerah untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat yang selanjutnya hasilnya kami komunikasikan kembali kepada masyarakat,” ujarnya.
Senator yang juga alumni dari Universitas Muhammadiyah Malang ini berharap agar mahasiswa tidak hanya aktif dalam kegiatan di kampus, namun juga harus aktif dalam memperluas jaringan di masyarakat. Karena tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti adik adik akan meneruskan perjuangan kami di kancah legislatif, harapnya.
Denty juga menceritakan bahwa di DPD RI, dirinya tergabung sebagai anggota Komite II dan Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU). Di Komite II membidangi masalah terkait sumber daya alam, kehutanan, dan energi. Sedangkan di PPUU berkaitan dengan proses legislasi, seperti perancangan undang-undang.
“Saat ini rancangan undang-undang yang kami fokuskan ada pada persoalan energi dan pengembangan teknologi informasi,” terangnya.
Terkait perancangan undang-undang, Denty mengatakan bahwa DPD RI selalu menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi. Salah satunya adalah untuk memperoleh masukan dan pandangan dari kalangan akademisi. Dirinya pun mengatakan DPD RI terbuka atas kerja sama tersebut dengan berbagai universitas di Indonesia. Salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta yang dapat dikerjasamakan untuk uji sahih rancangan undang-undang yang dirancang oleh DPD RI.
Saat menutup acara, Denty berpesan agar mahasiswa harus peka terhadap situasi dan kondisi politik yang ada. Mahasiswa juga diharapkan tidak mudah terpancing emosi terhadap isu yang beredar. Menurutnya, mahasiswa harus dapat menggali dan mengkaji informasi tersebut terlebih sebanyak-banyaknya.