African Swine Fever Ancam Kehidupan Babi

African Swine Fever Ancam Kehidupan Babi

URITANET,- Sejak pertengahan Maret hingga April 2021, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari melaporkan sedikitnya 1.136 kasus kematian babi dan 2.351 kasus kematian babi di Manokwari Selatan.

Bagi masyarakat Papua, babi adalah salah satu harta yang berharga. Babi sudah menjadi alat budaya di setiap acara, kegiatan, perjamuan maupun dalam penyelesaian konflik.

Adanya penyakit african swine fever (ASF) atau demam babi Afrika yang sedang melanda Manokwari dan sekitarnya sangat meresahkan peternak karena dapat menyebabkan kematian pada babi.

Baca juga : Karantina Pertanian Tanjungpinang Fasilitasi Ekspor komoditas Pertanian 6.935,7 ton dan 109.931 ekor Babi Potong

Dengan adanya ribuan kasus kematian ternak babi ini, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati, Agus Sunanto bersama Karantina Pertanian Manokwari turun langsung ke lapangan pada tanggal 27-28 April 2021 untuk berkoordinasi, memberikan informasi, edukasi mengenai ASF ke pemerintah daerah dan masyarakat sebagai upaya mitigasi risiko pencegahan dan penyebaran ASF di Kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan.

“ASF ini sudah masuk di berbagai daerah di Indonesia salah satunya sekarang di Manokwari, Papua Barat. Upaya kita untuk mengurangi penyebaran dan pencegahan ASF ini dengan terus mengawasi pergerakan lalu lintas babi, produk babi, pakan serta orangnya. Perbaiki sistem peternakan dan pemeliharaan ternak babi di masyarakat, mengandangkan ternak babi untuk mengurangi penyebaran virus,” tutur Agus.

Agus sunanto menginstruksikan kepada Pejabat Karantina Pertanian di Manokwari dan seluruh UPT yang ada di Papua Barat dan Papua untuk selalu melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat dan peternak sebagai ujung tombak untuk mengambil sikap terkait biosekuriti dan desinfeksi. Agus Sunanto juga menambahkan untuk segera petakan dan cek potensi risiko ASF di seluruh Papua Barat dan Papua serta melakukan pemantauan atau monitoring produk babi.

Baca Juga :  Dihadapan Presiden Jokowi, Kapolri Ungkap Wujudkan Indonesia Emas 2045

Penyakit African Swine Fever ini mudah ditularkan melalui darah cairan tubuh, dan jaringan babi yang terinfeksi, melalui produk babi, sampah, peralatan, pakan dan minuman yang tercemar virus.

Baca juga : Ekspor Perdana dan Sertifikasi Tanduk Kerbau Tujuan Malaysia

Selain itu dapat ditularkan melalui lalu lintas orang yang kontak dengan hewan maupun lingkungan yang terinfeksi. Maka oleh karena itu, sesuai dengan Surat Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Manokwari Nomor 524.31/73/IV/2021 untuk menutup sementara lalu lintas ternak babi atau bahan asal ternak babi di Manokwari.

Baca Juga :  Menko PMK Cek Rest Area KM 57 dan Tol Cisumdawu

Ancaman ASF kini sangat meresahkan peternak babi. Oleh karenanya, Karantina Pertanian Manokwari mengajak seluruh peternak untuk menerapkan biosekuriti yang ketat dan disenfeksi di lingkungan.

Karantina Pertanian Manokwari juga mengingatkan untuk selalu melaporkan segala bentuk komoditas pertanian yang akan dilalulintaskan dan sementara melarang melalulintaskan babi dan produknya agar wabah ini cepat teratasi.

penulis : jegegtantri

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *