Menparekraf : Jadikan Nuzulul Quran Momentum Saling Peduli Saat Pandemi

sandiaga salahudin uno

URITANET,- 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengajak masyarakat di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperkuat rasa kepedulian. Terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini dengan terus memperkuat penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Demikian saat menghadiri peringatan Nuzulul Quran yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, kantor Kemenparekraf/Baparekraf (29/4).

Dalam sambutannya di acara yang juga dihadiri Ustaz Habiburrahman El Shirazy, Menparekraf menjelaskan, Nuzulul Quran merupakan malam turunnya Alquran ke muka bumi. Peristiwa penting di bulan Ramadhan, turunnya firman Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Saat itu malaikat Jibril menghampiri dan menurunkan wahyu pertama yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 saat nabi sedang bertafakur di Gua Hiro.

“Ayat pertama tersebut sungguh indah dan luas maknanya, bahwa kita harus membaca persoalan di sekitar kita. Kita diperintahkan untuk membaca segalanya dengan syarat utamanya menyebut nama Tuhan. Membaca adalah lambang dari segala aktifitas yang dilakukan oleh semua manusia,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Momentum Nuzulul Quran juga dapat dimaknai secara luas. Bahwa umat manusia harus meneladani sifat-sifat dan nilai luhur Rasulullah SAW sebagai insan terpilih dimuka bumi. Tentunya hari ini temanya meneladani sifat-sifat Rasulullah dalam menjalankan amanah dan tugas sehari-hari. Sifat-sifat dasar Rasulullah SAW yang utama dapat bisa disingkat dengan FAST yakni fathonah yang artinya kecerdasan, kemudian amanah dapat dipercaya, shiddiq benar atau jujur dan terakhir adalah tabligh menyampaikan kebenaran dan tidak satupun kebenaran yang disembunyikan, katanya.

Di lingkungan Kemenparekraf sendiri, Sandiaga Uno mengatakan, memiliki konsep kerja atau budaya kerja “4 as” yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas. Dimana hal itu merefleksikan budaya kerja di tengah guncangan ekonomi, perlu sebuah perubahan inovasi adaptasi dan kolaborasi.

“Ini yang saya ingin titipkan di hari ini. Kita di tengah-tengah pandemi mari bersama-sama ketatkan protokol kesehatan secara disiplin. Kali ini Kita tidak mudik namun kita bawa asik. Karena masih bisa berkumpul melalui daring atau kita bisa mengirim produk produk ekonomi kreatif kepada keluarga di kampung halaman. Mari secara sungguh-sungguh kita jadikan Alquran dan sunah Rasulullah sebagai pedoman dan tuntutan hidup dan jawaban atas persoalan di muka bumi ini,” katanya.

(** Hendrikus B.Susapto

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *